Berita HarianBerita LainnyaBerita PilihanKabupaten TanggerangKota CilegonKota SerangKota TanggerangLingkungan AlamPilihan EditorProvinsi BantenSeputar BantenSorotan UtamaTeknologiTrending

Opini : Inovasi Sistem Smart Hidroponik KWT Lidah Buaya Desa Warnasari Tingkatkan Ketahanan Pangan Lokal

Penulis : Nia Adelia

Minggu 13 April 2025 | 14:27

Editor : SinaraBanten.


CILEGON, SINARABANTEN.COM – Menjawab tantangan krisis pangan dan lahan sempit, warga RW 05, Desa Warnasari, Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Provinsi Banten, membuktikan bahwa inovasi lokal bisa menjadi solusi yang nyata. Kelompok Wanita Tani (KWT) Lidah Buaya di wilayah ini mengembangkan Smart Hidroponik sebagai bagian dari program Pelestarian Pangan Lestari (P2L). Kolaborasi antara teknologi, pemberdayaan perempuan, dan dukungan pemerintah daerah ini tidak sekadar menjadi bukti bahwa solusi ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat bisa dimulai dari tingkat paling akar rumput: RT/RW.

Dengan mengadopsi Smart Hidroponik, KWT Lidah Buaya di RW 05 mengubah keterbatasan lahan menjadi kebun produktif yang memasok 80% kebutuhan sayur warga, sekaligus membuka akses pangan bergizi bagi balita yang sebelumnya berisiko stunting. Peran perempuan sebagai penggerak utama—dari mengelola sensor pH hingga memasarkan produk—menunjukkan bahwa pemberdayaan gender bukan hanya wacana, tetapi aksi konkret yang meningkatkan pendapatan ibu-ibu rumah tangga. Sementara itu, komitmen Pemerintah Kota Cilegon melalui hibah Rp75 juta dan pendampingan teknis oleh Dinas Pertanian menjadi contoh bagaimana kebijakan bottom-up bisa menyentuh kebutuhan riil masyarakat.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Lidah Buaya di Desa Warnasari menghadirkan terobosan Smart Hidroponik berbasis IoT yang menggabungkan sensor otomatis untuk memantau kondisi tanaman. Salah satu keunikan sistem ini adalah penggunaan media tanam air dan busa sebagai tahap awal pertumbuhan benih sebelum dipindahkan ke instalasi hidroponik. Busa berpori menjaga kelembapan akar dan memudahkan penyerapan nutrisi, sementara air tanah yang digunakan telah melalui filtrasi sederhana untuk menghilangkan kontaminan. Dengan memanfaatkan media tanam busa dan air tanah yang difilter, sistem ini memungkinkan budidaya sayuran seperti kangkung, selada, dan bayam tanpa ketergantungan pada tanah subur, cocok untuk lahan perkotaan yang terbatas dan minim air bersih.

Sebelumnya, mayoritas anggota KWT Lidah Buaya adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki akses ekonomi. Melalui pelatihan intensif, mereka kini mahir mengoperasikan sistem hidroponik dan memasarkan hasil panen secara digital. Program ini tidak hanya memberdayakan perempuan secara finansial dengan menciptakan penghasilan tambahan bagi keluarga, tetapi juga mendistribusikan sayuran segar ke warga sekitar dengan harga terjangkau.

Ketika musim kemarau melanda dan daerah lain kesulitan memproduksi sayuran, sistem Smart Hidroponik di Desa Warnasari justru tetap produktif. Irigasi otomatis dan pengaturan nutrisi berbasis teknologi memastikan tanaman tumbuh optimal meski cuaca ekstrem. Hasilnya, Desa Warnasari tidak hanya mandiri pangan, tetapi juga menjadi penyangga pasokan sayur bagi wilayah sekitarnya.

Inovasi Smart Hidroponik di Desa Warnasari menjadi bukti nyata bahwa praktik pertanian modern tidak hanya mampu menjawab tantangan pangan, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan air hingga 70% dan menggantikan pupuk kimia dengan nutrisi organik, sistem ini berhasil menekan jejak karbon sekaligus memelihara keseimbangan ekosistem setempat. Desa Warnasari membuktikan: kita tidak perlu mengorbankan masa depan pertanian Indonesia demi menghadapi krisis iklim.

#SinaraBantenMelihat :

Desa Warnasari membuktikan bahwa:

  • Teknologi pertanian modern bisa diadopsi masyarakat biasa

  • Perempuan bukan sekadar objek pemberdayaan, tapi pelaku utama

  • Ketahanan pangan bisa dimulai dari RT/RW

Kini, inovasi sederhana ini siap direplikasi ke 20 kelurahan lain di Cilegon. Bukti bahwa solusi krisis pangan seringkali lahir dari kreativitas lokal, bukan impor teknologi mahal.

Dukung inovasi lokal dengan tagar #HidroponikUntukSemua

© 2025 SINARABANTEN – Menyinari Inovasi dari Bawah

 

Baca Juga

Author

error: Konten dilindungi hak cipta ©sinarabanten.com