Rupiah Tembus Rp17.000/USD: Daya Beli Rakyat Banten Tercekik
JAKARTA, SINARABANTEN.COM – Pasca-Lebaran 2025, rupiah terjun bebas ke level Rp17.261 per dolar AS, mencatat rekor terburuk dalam satu dekade terakhir. Pelemahan yang tak terbendung ini bukan sekadar angka di papan kurs, tapi sudah merembet ke pasar-pasar tradisional di Banten, di mana para ibu rumah tangga mengeluhkan harga minyak goreng dan telur yang terus merangkak naik.
Ekonom Achmad Nur Hidayat dari UPN Veteran Jakarta menyoroti kegagalan sistemik dalam kebijakan moneter. “BI terlalu fokus memadamkan api inflasi dengan menaikkan suku bunga, tapi lupa membangun bendungan untuk arus modal spekulatif,” tegasnya. Faktanya, 63% investasi asing di pasar modal Indonesia bersifat jangka pendek – siap kabur kapan saja ketika gejolak global terjadi.
Defisit transaksi berjalan yang membengkak 1,18-2,3% dari PDB menjadi bukti nyata ketergantungan Indonesia yang akut pada impor. Dari bahan baku tekstil di Tangerang hingga suku cadang elektronik di Serang, industri lokal terjebak dalam lingkaran setan ketergantungan impor. Padahal, sejak 2024, penurunan daya beli sudah terlihat dari menipisnya omzet pedagang kecil di Pasar Anyar dan Merak.
#SinaraBantenMelihat Krisis rupiah ini adalah buah dari tiga dosa besar kebijakan:
-
Mengabaikan industrialisasi sejak era komoditas 2010-an
-
Gagal diversifikasi energi sehingga RI tetap impor minyak
-
Terlalu percaya pada modal spekulan alih-alih investasi produktif
© 2025 SINARABANTEN – Suara Nyata Rakyat Banten